A.
Pengertian
Motivasi
Banyak
yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang
mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang
mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu.
Mc.
Donald, mengatakan bahwa, motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseornag yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Oemar Hamalik (dakam Dalyono, 2002)
Perubahan energi dalam seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiata fisik. Karena seseorang memilki tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka
seseorang memiliki motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya
yang dapat dia lakukan untuk mrncapainya.
Dalam
proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum
tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya. Maslow sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan olek kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa
aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan
kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu
memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang yang seseorang
lihat sudah mempunyai hubungan dengan kepentingan pribadinya.
Seseorang
yang melakukakn aktivitas belajar secara terus-menerus tanpa motivasi dari luar
dirinya, merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas
belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar,
dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh
karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada
dalam diri sesorang sebagai subjek belajar.
B.
Motivasi
Instrinsik dan Ekstrinsik
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas
dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi
seseorang yang disebut motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik.
1.
Motivasi
Instrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi
instrinsik, bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di
dalam mata pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-matauntuk
menguasai nilai-nilai yangterkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena
keinginan lain seperti ingin mendapatkan pujian, nilai yang tinggi, atau
hadiah, dan sebagainya.
Bila
seseorang telah memilki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka secara sadar
akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama
belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali
melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Seseorang yang memilki motivasi
instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh
pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang
akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dam masa mendatang.
Seseorang
memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka akan
mempelajari dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu boleh dikatakan memiliki
motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari
apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang
yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu,
minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau
suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya.
Perlu
ditegaskan, bahwa anak didik yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam
bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari
kegiatan anak didik yang memiliki motivasi instrinsik. Dan memang ilmusejumlah
ilmu pengetahuan. Belajar bisa dikonotasikan dengan membaca. Dengan begitu,
membaca adalah pintu gerbang ke lautan ilmu pengetahuan. Kreativitas belajar
adalah kunci inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. Tidak seorang pun
yang berilmu tanpa melakukan akivitas membaca. Evolusi pemikiran manusia yang
semakin maju dalam rentangan masa tertentu karena membaca, yang hal itu tidak
terlepas dari masalah mnotivasi sebagai pendorongnya, yang berhubungan dengan
kebutuhan untuk maju, berilmu poengetahuan.
Dorongan untuk belajar bersumber pada
kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi, motivasi instrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan
tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
2.
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang darim luar.
Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor
situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak
di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma,
gelar, kehormatan, dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi
yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil
mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar,
dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan
pengfunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik.
Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar