Dosen Pembimbing: Dr. Imam B. Jauhari, M.Si
Oleh:
Safaruddin Ridwan (084131309)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JULI 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Swt atas berkat, rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai pembawa kabar gembira bagi umat islam
yang bertaqwa.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Sosiologi Agama. Dalam penulisan Tugas ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada:
1. Bapak Imam B. Jauhari selaku
dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Pendidikan, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan
motivasi dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan untuk
terselesaikannya makalah ini.
3. Semua pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena
itu, Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khusunya pembaca, terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengembangan ilmu pendidikan.
Di sini saya akan menggambarkan secara detail
mengenai organisasi keagamaan yang berada di Desa Jambesari Kecamatan
Sumberbaru Kabupaten Jember. Organisasi Islam di sini merupakan sebuah fenomena
yang menarik untuk dipelajari. Mengingat bahwa organisasi Islam merupakan
representasi dari umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini
menjadikan organisasi Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang
diperhitungkan. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran
organisasi-organisasi ke-Islaman, baik bergerak dalam bidang politik maupun
yang bergerak dalam bidang sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti
cikal bakal terbentuknya Sarekat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya
organisasi politik, Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama’). Dengan adanya hal
tersebut merupakan pembangkit semangat bangsa.
Jika melihat perkembangan organisasi
ke-Islaman di desa Jambesari, mayoritas penduduknya seratus persen adalah
seorang Muslim. Dan dari segi organisasi keagamaan masyarakatnya kebanyakan
mengikuti organisasi atau berazaskan NU (Nahdlatul Ulama’). Meskipun demikian
kebanyakan dari mereka tidak memahami secara mendetail apa yang dinamakan
organisasi NU atau nilai-nilai yang terkandung di dalam organisasi ke-Islaman
tersebut. Hal ini dikarenakan di desa Jambesari tidak ada yang namanya
kepengurusan Nahdlatul Ulama’ dalam ruang lingkup desa maupun oknum-oknum
masyarakat yang berkecimpung dalam kepengurusan NU.
Masyarakat disana kebanyakan hanya mengikuti
atau memilih teladan sebagai panutan seperti pemimpin-pemimpin pondok pesantren
besar yang berazaskan NU (Nahdlatul Ulama’) dan menjadikan masyarakat disana
hanya memahami organisasi ke-Islaman (dalam hal ini NU) secara umum saja tanpa
mengetahui secara mendetail. Misalnya, KH.Mutawakkil Alallah (pengasuh Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong sekaligus pengurus PWNU Jawa Timur) yang berada
di Kraksaan Probolinggo dan KH.Nawawi (selaku pimpinan Pondok Pesantren
Sidogiri) yang berada di Pasuruan. Kedua pimpinan tersebut merupakan tokoh NU.
Dengan hal itu, masyarakat desa Jambesari
sedikit banyak memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai yang dalam sebuah
organisasi keagamaan (NU). Dapat dikatakan hanya organisasi NU saja yang
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat disana. Tidak ada organisasi-organisasi
yang lain masuk dan berpengaruh signifikan terhadap kehipun masyarakat disana.
Mungkin hal tersebut terjadi karena masyarakat disana tetap mempertahankan
nilai-nilai historis dan nilai-nilai kebudayaan yang sangat kental dan menjadi
ciri khas masyarakat disana. Seperti adanya Slametan, tingkepan, tahlil dan
lain sebagainya.
Hal ini berbanding lurus dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam organisasi Nahdlatul Ulama’ yang merupakan satu-satunya
organisasi keagamaan yang mempertahankan nilai-nilai tradisionalis nusantara.
Sehingga hal ini menyebabkan masyarakat disana beranggapan bahwa nilai-nilai
organisasi NU sangat cocok dengan masyarakat.
Sebegitu kentalnya organisasi NU di masyarakat
Jambesari sehingga jarang sekali organisasi-organisasi keagamaan yang lain
mampu bersanding dan mampu mengikat hati dari masyarakat sekitar.seperti halnya
Muhammadiyah dan organisasi-organisasi keagamaan lainnya yang lebih bersifat
modernis.
Biasanya dalam keseharian masyarakat di desa
Jambesari ini hampir secara keseluruhan sama dengan keseharian masyarakat di
desa-desa lainnya. Kalau berbicara tentang organisasi keagamaan, kegiatan
keagamaan disana jarang sekali yang mengatasnamakan organisasi. Kegiatan
keagamaan berjalan dengan sendirinya tanpa mengatasnamakan atau yang berbau
organisasi. Kegiatan kegiatan yang sering di laksanakan adalah acara rutinan.
Biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap seminggu sekali tau dalam setiap satu
bulan sekali. Sebagai contoh, kegiatan rutinan “Muslimatan” yang dilaksanakan
dalam satu minggu sekali, tepatnya pada
hari kamis. Kegiatan keagamaan ini dipimpin langsung oleh bapak Kusnanto dan bapak
Abdul Hari. Kegiatan keagamaan yang dilaksankan di dalamnya meliputi
Sholawatan, tahli dan kegiatan tausiyah yang di isi langsung oleh para bapak
yang sudah saya sebutkan tadi. Tujuan dari kegiatan ini adalah: pertama,
mengingat jasa-jasa Rosulullah SAW dan menambah kecintaan kepadanya dengan cara
kegiatan bersholawat nabi. Kedua, senantiasa mengingat mati dan mendoakan para
kelurga yang telah kembali naungan Ilahi Robbi dengan cara kegiatan Tahlil.
Ketiga, senantiasa meningkatkan taqwa dan iman kepada Allah SWT dengan cara
tausiyah yang disampaikan oleh pimpina jama’ah.
Contoh dari kegiatan keagamaan lainnya adalah
Jam’iyyah Sholawat dan Jam’iyyah Asatidz. Jam’iyyah Sholawat di pimpin oleh
ustadz Syamsuddin. Kegiatan yang dilaksanakan oleh jamaah ini merupakan
kegiatan yang dilaksanakan setiapa seminggu sekali, tepatnya hari senin.
Kegiatannya sesuai demhan namanya yaitu kegiatan bersholawat nabi. Tujuannya
adalah untuk mempererat tali silaturrahmi setiap anggota jamaah dan juga
meningkatkan taqwa kepada Allah SWT serta meningkatkan kecintaan kepada
Rosulullah melalui bersholawat nabi.
Sedangkan untuk Jam’iyyah Asatidz, yang di
pimpin oleh Habib Ali al-Habsy, kegiatannya meliputi kegiatan Manakiban, Tahlil
dan sholawat nabi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan
menambah iman dan Taqwa kepada Allah dan bersholawat nabi untuk meningkatkan
kecintaan kepada Rosululah SAW beserta sunnahnya serta mendoakan ahli
kubur melalui tahlil.
Dengan hal itu semua, diharapkan warga
masyarakat mempererat silaturrahmi untuk meningkatkan kepedulian terhadap
masyarakat sekitar dan tentang pentingnya penting kehiduoan bersosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar