Kamis, 03 September 2015

GAMBARAN DETAIL ORGANISASI KEAGAMAAN DI DESA JAMBESARI TUGAS


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen Pembimbing: Dr. Imam B. Jauhari, M.Si


Oleh:
Safaruddin Ridwan                (084131309)




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JULI 2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt  atas berkat, rahmat, taufik serta hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa kabar gembira bagi umat islam yang bertaqwa.
       Tulisan  ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Agama. Dalam penulisan Tugas ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada:
1.    Bapak Imam B. Jauhari  selaku dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Pendidikan, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
2.    Kedua Orang tua yang telah memberikan dukungan untuk terselesaikannya makalah ini.
3.    Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya pembaca, terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan ilmu pendidikan.


Di sini saya akan menggambarkan secara detail mengenai organisasi keagamaan yang berada di Desa Jambesari Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Organisasi Islam di sini merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari. Mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi ke-Islaman, baik bergerak dalam bidang politik maupun yang bergerak dalam bidang sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti cikal bakal terbentuknya Sarekat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi politik, Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama’). Dengan adanya hal tersebut merupakan pembangkit semangat bangsa.
Jika melihat perkembangan organisasi ke-Islaman di desa Jambesari, mayoritas penduduknya seratus persen adalah seorang Muslim. Dan dari segi organisasi keagamaan masyarakatnya kebanyakan mengikuti organisasi atau berazaskan NU (Nahdlatul Ulama’). Meskipun demikian kebanyakan dari mereka tidak memahami secara mendetail apa yang dinamakan organisasi NU atau nilai-nilai yang terkandung di dalam organisasi ke-Islaman tersebut. Hal ini dikarenakan di desa Jambesari tidak ada yang namanya kepengurusan Nahdlatul Ulama’ dalam ruang lingkup desa maupun oknum-oknum masyarakat yang berkecimpung dalam kepengurusan NU.
 Masyarakat disana kebanyakan hanya mengikuti atau memilih teladan sebagai panutan seperti pemimpin-pemimpin pondok pesantren besar yang berazaskan NU (Nahdlatul Ulama’) dan menjadikan masyarakat disana hanya memahami organisasi ke-Islaman (dalam hal ini NU) secara umum saja tanpa mengetahui secara mendetail. Misalnya, KH.Mutawakkil Alallah (pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong sekaligus pengurus PWNU Jawa Timur) yang berada di Kraksaan Probolinggo dan KH.Nawawi (selaku pimpinan Pondok Pesantren Sidogiri) yang berada di Pasuruan. Kedua pimpinan tersebut merupakan tokoh NU.
Dengan hal itu, masyarakat desa Jambesari sedikit banyak memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai yang dalam sebuah organisasi keagamaan (NU). Dapat dikatakan hanya organisasi NU saja yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat disana. Tidak ada organisasi-organisasi yang lain masuk dan berpengaruh signifikan terhadap kehipun masyarakat disana. Mungkin hal tersebut terjadi karena masyarakat disana tetap mempertahankan nilai-nilai historis dan nilai-nilai kebudayaan yang sangat kental dan menjadi ciri khas masyarakat disana. Seperti adanya Slametan, tingkepan, tahlil dan lain sebagainya.
Hal ini berbanding lurus dengan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi Nahdlatul Ulama’ yang merupakan satu-satunya organisasi keagamaan yang mempertahankan nilai-nilai tradisionalis nusantara. Sehingga hal ini menyebabkan masyarakat disana beranggapan bahwa nilai-nilai organisasi NU sangat cocok dengan masyarakat.
Sebegitu kentalnya organisasi NU di masyarakat Jambesari sehingga jarang sekali organisasi-organisasi keagamaan yang lain mampu bersanding dan mampu mengikat hati dari masyarakat sekitar.seperti halnya Muhammadiyah dan organisasi-organisasi keagamaan lainnya yang lebih bersifat modernis.
Biasanya dalam keseharian masyarakat di desa Jambesari ini hampir secara keseluruhan sama dengan keseharian masyarakat di desa-desa lainnya. Kalau berbicara tentang organisasi keagamaan, kegiatan keagamaan disana jarang sekali yang mengatasnamakan organisasi. Kegiatan keagamaan berjalan dengan sendirinya tanpa mengatasnamakan atau yang berbau organisasi. Kegiatan kegiatan yang sering di laksanakan adalah acara rutinan. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap seminggu sekali tau dalam setiap satu bulan sekali. Sebagai contoh, kegiatan rutinan “Muslimatan” yang dilaksanakan dalam satu minggu sekali,  tepatnya pada hari kamis. Kegiatan keagamaan ini dipimpin langsung oleh bapak Kusnanto dan bapak Abdul Hari. Kegiatan keagamaan yang dilaksankan di dalamnya meliputi Sholawatan, tahli dan kegiatan tausiyah yang di isi langsung oleh para bapak yang sudah saya sebutkan tadi. Tujuan dari kegiatan ini adalah: pertama, mengingat jasa-jasa Rosulullah SAW dan menambah kecintaan kepadanya dengan cara kegiatan bersholawat nabi. Kedua, senantiasa mengingat mati dan mendoakan para kelurga yang telah kembali naungan Ilahi Robbi dengan cara kegiatan Tahlil. Ketiga, senantiasa meningkatkan taqwa dan iman kepada Allah SWT dengan cara tausiyah yang disampaikan oleh pimpina jama’ah.
Contoh dari kegiatan keagamaan lainnya adalah Jam’iyyah Sholawat dan Jam’iyyah Asatidz. Jam’iyyah Sholawat di pimpin oleh ustadz Syamsuddin. Kegiatan yang dilaksanakan oleh jamaah ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiapa seminggu sekali, tepatnya hari senin. Kegiatannya sesuai demhan namanya yaitu kegiatan bersholawat nabi. Tujuannya adalah untuk mempererat tali silaturrahmi setiap anggota jamaah dan juga meningkatkan taqwa kepada Allah SWT serta meningkatkan kecintaan kepada Rosulullah melalui bersholawat nabi.
Sedangkan untuk Jam’iyyah Asatidz, yang di pimpin oleh Habib Ali al-Habsy, kegiatannya meliputi kegiatan Manakiban, Tahlil dan sholawat nabi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menambah iman dan Taqwa kepada Allah dan bersholawat nabi untuk meningkatkan kecintaan kepada Rosululah SAW beserta sunnahnya serta mendoakan ahli kubur  melalui tahlil.

Dengan hal itu semua, diharapkan warga masyarakat mempererat silaturrahmi untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar dan tentang pentingnya penting kehiduoan bersosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar