Jumat, 02 Oktober 2015

VARIABEL DAN PERUMUSAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif yang dibina oleh: Suwarno, M.Pd
IAIN LOGO NEW.png
Oleh:
Kelompok 5:
Hamdan Khoironi                   : 084131179
Akhmad Syaiho                                  : 084131122
Dina Puspita Sari                    : 084131147
Siti Zulaikhah Diah Safitri      : 084131179
Muhammad Fahmi                  : 08413118
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
SEPTEMBER 2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Terdapat 2 metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan metode penelitian yang lain.
Salah satu ciri dalam metode penelitian kuatitatif adalah variabel. Banyak yang tidak memahami tentang variabel. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi variabel, macam-macamnya dan definisi operasional variabel.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa definisi variabel?
2.    Apa saja macam-macam variabel?
3.    Bagaimana mengidentifikasi variabel?
4.    Bagaimana mengklasifikasi variabel?
5.    Apa saja macam-macam hubungan antar variabel?
6.    Bagaimana mengukur variabel?
7.    Bagaimana merumuskan definisi operasional variabel-variabel?

C.       Tujuan Makalah
1.    Untuk mengetahui definisi variable
2.    Untuk mengetahui macam-macam variable
3.    Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi variable
4.    Untuk mengetahui bagaimana mengklasifikasi variable
5.    Untuk mengetahui macam-macam hubungan antar variable
6.    Untuk mengetahui bagaimana mengukur variable
7.    Untuk mengetahui bagaimana merumuskan definisi operasional variabel-variabel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Variabel
Brown mendefinisikan variabel sebagai “something that may vary or differ”. Davis mendefinisikan variabel “is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values”[1].
Definisi pertama menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Definisi abstrak tersebut akan lebih jelas bila diberi contoh sebagai berikut:
a.    Hubungan antara intelejen dengan pelajar
b.    Pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor
c.    Hubungan antara promosi dengan volume penjualan
Yang disebut variabel dalam ketiga kalimat tersebut adalah: intelejen, prestasi belajar, warna, minat beli, promosi dan volume penjualan.
Menurut Hatch dan Farhady mendefinisikan variabel adalah atribut seseorang atau obyek yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain[2]. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel. Karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi juga dapat dikatakan variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tertentu bervariasi.
Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Menurut Y. W, Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau sarentetik-sarentetik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedangkan Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian[3].
Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Selanjutnya Kidder menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatam yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya[4].
B.       Macam-Macam Variabel
1.    Menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:
a.    Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent, fungsinya mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat/tergantung (dependent variabel)[5].
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi[6].
Pada contoh diatas, “warna” adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
b.    Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka variabel tergantungnya adalah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. Untuk meyakinkan pengaruh variabel bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi terhadap variabel bebas membuktikan adanya hubungan antara variabel bebas warna dan minat beli konsumen.
c.    Variabel Moderat (Moderate Variable)
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung.
Variabel moderat merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel ini memperjelas hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
Pada kasus adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat beli, peneliti memilih variabel moderatnya adalah “harga”. Dengan dimasukkannya variabel harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua variabel tersebut berubah. Jika berubah maka keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika tidak berubah maka variabel moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua variabel yang diteliti.
Contoh lain:
Hipotesis: Ada hubungan anatara promosi di media televisi dengan meningkatnya kesadaran merk handphone samsung di kalangann konsumen.
·         Variabel bebas: promosi
·         Variabel tergantung: kesadaran merk
·         Variabel moderat: media promosi
d.    Variabel Perantara (Intervening Variable)
Tuckman menyatakan “an intervening variable is that factor that theoritically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/perantara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Hubungan itu menyangkut sebab akibat atau pengaruh dan terpengaruh.
e.    Variable Kontrol (Control Variable)
Dalam penelitian, peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variable bebas dan variable tergantung. Suatu variable yang pengaruhnya dihilangkan disebut variable kotrol. Variable control didefinisikan sebagai variable yang variabelnya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikrontrol variable tersebu akan mempengaruhi gejala yag sedang diuji. Variabel kontrol sering digunakan peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
f.     Variabel Rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.

2.    Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan terkumpul, dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a.    Variabel Nominal , yaitu variabel yang di tetapkan berdasar atas proses penggolongan: variabel yang bersifat destrit dan pilah (mutually exclusif) antara kategori yang satu dengan kategori yang lain. Contohnya : jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
b.    Variabel Ordinal , yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu, jenjang tertinggi  biasa di beri angka 1, jenjang dibawahnya di beri angka 2, lalu di bawahnya lagi diberi angka 3, dan seterusnya. Contonya : hasil perlombaan mengarang di antara para mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah, rangking dalam perlombaan membaca puisi, dan sebagianya.
c.    Variabel Interval , yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran yang didalam pengukuran itu di asumsikan terdapat satu (unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya : prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program di nyatakan dalam skor dan lain sebagainya.
d.   Variabel Rasio, adalah variabel yang dalam kuantifikasi mempunyai nol mutlak. Di dalamnya penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial, orang jarang menggunakan varibel rasio.
C.      Mengindetifikasi Variabel
Sebagaimana di atas, bahwa istilah “variabel” telah banyak dikekemukakan dan bermacam-macam arti istilahnya dalam tulisan ini variabel di artikan obyek pengamatan penelitian. Sering pula di nyatakan “variabel penelitian” itu sebagai faktor- faktor yang berperanan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, yang kemudian ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Oleh sebab itu bila landasan teoritasnya berbeda variabel-variabel penelitiannya pun akan berbeda pula. Kecakapan mengindetifikasi variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melaksanakan penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan penelitian.
D.      Mengklasifikasikan Variabel
Variabel –variabel yang telah diindetifikasikan perlu di klasifikasikan sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Guna klasifikasi adala sangat penting sekali, karena untuk menentukan alat pengambilan data dan untuk menentukan metode analisis yang mana sesuai untuk di terapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, maka data biasa di golongkan menjadi 4 jenis[7], yaitu:
1.    Data Nominal
2.    Data Ordinal
3.    Data Interval
4.    Data Rasio
Begitu pula tentang variabel, bila dilihat dari segi ini biasa di bedakan dengan cara yang sama, yang telah dijelaskan diatas.
E.       Macam-Macam Hubungan Antara Variabel
Di dalam analisis ilmu sosial, istilah pengaruh biasanya dikaitkan dengan analisis hubungan kausal (sebab akibat). Padahal  hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih tegas lagi dapat dikatakan bahwa terdapat variabel yang saling hubungan, tetapi variabel yang sebab tidak mempengaruhi variabel yang lain.
Meskipun terdapat kemungkinan bahwa pengertian hubungan dicampuradukan dengan pengaruh, istilah variabel pengaruh dan variabel terpengaruhlebih mencerminkan kecendrungan dan arah dalam penelitian sosial. Apabila hubungan antara variabel merupakan inti penelitian ilmiah, maka tentunya perlu diketahui berbagi macam hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Untuk itu perlulah kiranya diketahui jenis-jenis hubungan di dalam penelitian sosial yaitu: hubungan simetris, hubungan timbal balik, dan hubungan asimetris.[8]
1.)      Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan dimana variabel yang satu untuk di sebabkan atau di pengaruhi oleh yang lainnya.
2.)      Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diingat bahwa hubungan timbal balik disini bukanlah hubungan , dimana tidak dapat ditetukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.
3.)      Hubungan A simetris
Pada pokonya di dalam analisis-analisis sosial terdapat di dalam hubungan a simetris ini, di mana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Dalam hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan hubungan sebagai berikut:
a.)       Hubungan antara stimilus dan respon
Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satukausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli. Contohnya: seorang insyiyur pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk terhadap buah yang dihasilkannya.
b.)      Hubungan antara disposisi dan respon
Disposisi adalah kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam sistuasi tertentu. Bila “stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “disposisi” berada dalam diri seseorang. Contohnya: sikap kebiasaan, nilai, dorongan, kemampuan dan lain sebagainya.
c.)       Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku
Artinya ciri sendiri adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak di pengaruhi lingkungan seperti: seks , suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan lain
d.)      Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu
Contohnya: agar pedagang kecil dapat memperluas uasahanya diperlukan antara lain persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
e.)       Hubungan yang imanen antara dua variabel.
Di dalam hubungan ini, di sebut terjadi jalinan yang erat antara variabel satu dengan variabel yang lain. Contohnya: hubungan antara semakin besarnya suatu organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada.
f.)       Hubungan antara tujuan (ndeks) dan cara (means).
Contohnya: penelitian tentang hubungan antara kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian, besarnya penanaman modal dengan hasil keuntungan.
F.   Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian sosial, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menhubungkan konsep yang abstrak dan realitas. Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat itu akan memeberikan peneliti untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung empat kegiatan pokok sebagai berikut:
1.    Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian.
Variabel penelitian sosial pada umumnya memiliki lebih dari satu dimensi, semakin lengkap dimensi yang digunakan dari satu variabel yang dapat diukur akan semkin baik hasil pengukurannya.
2.    Menentukan ukuran masing-masing dimensi.
Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
3.    Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam pengukuran apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau radio, dan
4.    Menguji tingkat validitas dan reabilitas sebagai kreteria alat pengukuran yang baik.
Dalam pengukuran gejala sosial kemungkinan besar bahwa alat pengukur yang dipakai tidak dapat mengungkap realita dan gejala sosial yang diukur, karena kebanyakan konsep gejala sosial adalah abstrak, lebih-lebih agama, yang tidak dapat ditangkap indera.
Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah bardasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau kalau kita akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
G.      Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel
Defenisi operasional adalah defenisi yang berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (observasi), konsep yang dapat diamati atau dapat di observasi adalah merupakan hal sangat penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain, selain peneliti sendiri untuk dilaksanakan. Juga agar orang lain dapat melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh panitia terbuka untuk di uji kembali oleh orang lain.[9]
Adapun cara menyusun definisi operasional dapat bermacam-macam yaitu:
1.      Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di lakukan
2.      Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu dilkukan
3.      Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di devenisikan
Contoh-contoh sebagai berikut :
a.)    Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akaibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai
b.)    Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan
c.)    Mahasiswa yang cerdas yaitu mahasiswa yang mampu mempunyai ingatan yang baik, mempunyai pembendaharaan yang baik dan luas, mempunyai berfikir baik, mempunyai berhitung yang baik.
Setelah definisi operasional variabel-variabel penelitan selesai di rumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kegiatan berbagai variabel penelitiannya secara opersional, dan siap di uji melalui data empiris.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatam yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.      Macam-macam variabel:
-          Variabel bebas
-          Variabel tergantung
-          Variabel moderat
-          Variabel perantara
-          Variabel kontrol
-          Variabel rambang
3.      Kecakapan mengindetifikasi variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melaksanakan penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan penelitian.
4.      Dalam mengklasifikasi, variabel dibagi menjadi 4:
-          Variabel nominal
-          Variabel Ordinal
-          Variabel Interval
-          Variabel Rasio
5.      Macam-macam hubungan variabel:
-          Hubungan simetris
-          Hubungan timbal balik
-          Hubungan A simetris
6.      4 proses pengukuran variabel:
-          Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian.
-          Menentukan ukuran masing-masing dimensi.
-          Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam pengukuran apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau radio
-          Menguji tingkat validitas dan reabilitas sebagai kreteria alat pengukuran yang baik.
7. Cara menyusun definisi operasional variabel:
-          Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di lakukan
-          Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu dilkukan
-          Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di devenisikan



DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Hamdan. WWW. Variabel-variabel dalam penelitian. Minggu, 27 September 2015.




[1] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 53.
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 38.
[3] Cholid Narbuko dan Abu Achma,  Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 118.
[4] Ibid, 38.
[5] Ibid, 39.
[6] Ibid, 119.
[7] Cholid Narbuko dan Abu achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 123.
[8] Ibid, 125.
[9] Ibid, 129.