Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitatif yang dibina oleh: Suwarno,
M.Pd
Oleh:
Kelompok 5:
Hamdan Khoironi : 084131179
Akhmad Syaiho : 084131122
Dina Puspita Sari : 084131147
Siti Zulaikhah Diah Safitri : 084131179
Muhammad Fahmi : 08413118
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
SEPTEMBER 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terdapat 2 metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif dan
metode penelitian kuantitatif. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang membedakan
dengan metode penelitian yang lain.
Salah satu ciri dalam metode penelitian kuatitatif adalah variabel.
Banyak yang tidak memahami tentang variabel. Oleh sebab itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai definisi variabel, macam-macamnya dan definisi
operasional variabel.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi variabel?
2.
Apa saja macam-macam variabel?
3.
Bagaimana mengidentifikasi variabel?
4.
Bagaimana mengklasifikasi variabel?
5.
Apa saja macam-macam hubungan antar variabel?
6.
Bagaimana mengukur variabel?
7.
Bagaimana merumuskan definisi operasional variabel-variabel?
C.
Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui definisi variable
2.
Untuk mengetahui macam-macam variable
3.
Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi variable
4.
Untuk mengetahui bagaimana mengklasifikasi variable
5.
Untuk mengetahui macam-macam hubungan antar variable
6.
Untuk mengetahui bagaimana mengukur variable
7.
Untuk mengetahui bagaimana merumuskan definisi operasional
variabel-variabel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Variabel
Brown mendefinisikan variabel sebagai “something that may vary or
differ”. Davis mendefinisikan variabel “is simply symbol or a concept that can assume
any one of a set of values”[1].
Definisi pertama menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu
yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi
kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat
nilai-nilai. Definisi abstrak tersebut akan lebih jelas bila diberi contoh sebagai
berikut:
a.
Hubungan antara intelejen dengan pelajar
b.
Pengaruh warna terhadap minat beli sepeda
motor
c.
Hubungan antara promosi dengan volume penjualan
Yang disebut variabel dalam ketiga
kalimat tersebut adalah: intelejen, prestasi belajar, warna, minat beli,
promosi dan volume penjualan.
Menurut Hatch dan Farhady
mendefinisikan variabel adalah atribut seseorang atau obyek yang memiliki
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain[2].
Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Dinamakan variabel karena ada
variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel. Karena berat badan
sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian
juga motivasi, persepsi juga dapat dikatakan variabel karena misalnya persepsi
dari sekelompok orang tertentu bervariasi.
Jadi kalau peneliti akan memilih variabel
penelitian, baik yang dimiliki orang obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan
tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan
dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus
didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Menurut Y. W, Best yang disunting oleh Sanpiah
Faisal yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau
sarentetik-sarentetik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau
diobservasi dalam suatu penelitian. Sedangkan Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian[3].
Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja,
dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Selanjutnya Kidder menyatakan bahwa variabel adalah suatu
kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatam yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya[4].
B.
Macam-Macam Variabel
1.
Menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:
a.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecendent, fungsinya mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat/tergantung (dependent variabel)[5].
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk
menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi[6].
Pada contoh diatas, “warna” adalah variabel bebas yang dapat
dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya apakah
warna merah sepeda motor dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap sepeda
motor tersebut.
b.
Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Variabel ini sering disebut variabel output,
kriteria, konsekuen. Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi
atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah
variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas.
Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli
sepeda motor, maka variabel tergantungnya adalah “minat beli”. Seberapa besar
pengaruh warna merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor
tersebut. Untuk meyakinkan pengaruh variabel bebas warna merah terhadap minat
beli maka warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya
berbeda maka manipulasi terhadap variabel bebas membuktikan adanya hubungan
antara variabel bebas warna dan minat beli konsumen.
c.
Variabel Moderat (Moderate Variable)
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih
oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap
hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung.
Variabel moderat merupakan variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel
tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel ini memperjelas hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung.
Pada kasus adanya hubungan antara warna sepeda
motor dengan minat beli, peneliti memilih variabel moderatnya adalah “harga”.
Dengan dimasukkannya variabel harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran
hubungan kedua variabel tersebut berubah. Jika berubah maka keberadaan variabel
moderat berperan, sedang jika tidak berubah maka variabel moderat tidak
mempengaruhi hubungan kedua variabel yang diteliti.
Contoh
lain:
Hipotesis:
Ada hubungan anatara promosi di media televisi dengan meningkatnya kesadaran
merk handphone samsung di kalangann konsumen.
·
Variabel bebas: promosi
·
Variabel tergantung: kesadaran merk
·
Variabel moderat: media promosi
d.
Variabel Perantara
(Intervening Variable)
Tuckman menyatakan “an intervening variable is that factor that
theoritically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or
manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati atau diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/perantara yang
terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen. Hubungan itu
menyangkut sebab akibat atau pengaruh dan terpengaruh.
e.
Variable Kontrol (Control Variable)
Dalam penelitian, peneliti selalu berusaha menghilangkan atau
menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variable bebas dan
variable tergantung. Suatu variable yang pengaruhnya dihilangkan disebut
variable kotrol. Variable control didefinisikan sebagai variable yang
variabelnya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikrontrol variable tersebu akan
mempengaruhi gejala yag sedang diuji. Variabel kontrol sering digunakan
peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
f. Variabel Rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan
atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun
tergantung.
2. Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan
terkumpul, dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Variabel Nominal , yaitu variabel yang di
tetapkan berdasar atas proses penggolongan: variabel yang bersifat destrit dan
pilah (mutually exclusif) antara kategori yang satu dengan kategori yang lain.
Contohnya : jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
b. Variabel Ordinal , yaitu variabel yang disusun
berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu, jenjang tertinggi biasa di beri angka 1, jenjang dibawahnya di
beri angka 2, lalu di bawahnya lagi diberi angka 3, dan seterusnya. Contonya :
hasil perlombaan mengarang di antara para mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah,
rangking dalam perlombaan membaca puisi, dan sebagianya.
c. Variabel Interval , yaitu variabel yang
dihasilkan dari pengukuran yang didalam pengukuran itu di asumsikan terdapat
satu (unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya : prestasi
belajar, sikap terhadap sesuatu program di nyatakan dalam skor dan lain
sebagainya.
d. Variabel Rasio, adalah variabel yang dalam
kuantifikasi mempunyai nol mutlak. Di dalamnya penelitian, terlebih-lebih dalam
penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial, orang jarang menggunakan varibel
rasio.
C. Mengindetifikasi
Variabel
Sebagaimana di atas, bahwa istilah “variabel” telah
banyak dikekemukakan dan bermacam-macam arti istilahnya dalam tulisan ini
variabel di artikan obyek pengamatan penelitian. Sering pula di nyatakan
“variabel penelitian” itu sebagai faktor- faktor yang berperanan dalam
peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan
teoritisnya, yang kemudian ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Oleh sebab
itu bila landasan teoritasnya berbeda variabel-variabel penelitiannya pun akan
berbeda pula. Kecakapan mengindetifikasi variabel penelitian adalah keterampilan
yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melaksanakan
penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan
seminar mengenai susulan penelitian.
D. Mengklasifikasikan
Variabel
Variabel –variabel yang telah diindetifikasikan perlu di
klasifikasikan sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Guna
klasifikasi adala sangat penting sekali, karena untuk menentukan alat
pengambilan data dan untuk menentukan metode analisis yang mana sesuai untuk di
terapkan.
1.
Data Nominal
2.
Data Ordinal
3.
Data Interval
4.
Data Rasio
Begitu pula tentang variabel, bila dilihat
dari segi ini biasa di bedakan dengan cara yang sama, yang telah dijelaskan diatas.
E. Macam-Macam
Hubungan Antara Variabel
Di dalam analisis ilmu sosial, istilah pengaruh biasanya
dikaitkan dengan analisis hubungan kausal (sebab akibat). Padahal hubungan antara independen variabel dengan
dependen variabel tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih tegas lagi
dapat dikatakan bahwa terdapat variabel yang saling hubungan, tetapi variabel
yang sebab tidak mempengaruhi variabel yang lain.
Meskipun terdapat kemungkinan bahwa pengertian hubungan
dicampuradukan dengan pengaruh, istilah variabel pengaruh dan variabel
terpengaruhlebih mencerminkan kecendrungan dan arah dalam penelitian sosial.
Apabila hubungan antara variabel merupakan inti penelitian ilmiah, maka
tentunya perlu diketahui berbagi macam hubungan antara variabel-variabel
tersebut.
Untuk itu perlulah kiranya diketahui jenis-jenis hubungan
di dalam penelitian sosial yaitu: hubungan simetris, hubungan timbal balik, dan
hubungan asimetris.[8]
1.) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan dimana
variabel yang satu untuk di sebabkan atau di pengaruhi oleh yang lainnya.
2.) Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana
suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu
diingat bahwa hubungan timbal balik disini bukanlah hubungan , dimana tidak
dapat ditetukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.
3.) Hubungan A simetris
Pada pokonya di dalam analisis-analisis sosial
terdapat di dalam hubungan a simetris ini, di mana suatu variabel mempengaruhi
variabel yang lainnya. Dalam hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan
hubungan sebagai berikut:
a.)
Hubungan antara stimilus dan respon
Hubungan yang demikian itulah merupakan salah
satukausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli. Contohnya: seorang insyiyur
pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk terhadap buah yang dihasilkannya.
b.)
Hubungan antara disposisi dan respon
Disposisi adalah kecendrungan untuk
menunjukkan respons tertentu dalam sistuasi tertentu. Bila “stimulus” datangnya
pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “disposisi” berada dalam diri seseorang. Contohnya:
sikap kebiasaan, nilai, dorongan, kemampuan dan lain sebagainya.
c.) Hubungan antara diri individu dan disposisi
atau tingkah laku
Artinya ciri sendiri adalah sifat individu
yang relatif tidak berubah dan tidak di pengaruhi lingkungan seperti: seks ,
suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan lain
d.) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan
akibat tertentu
Contohnya: agar pedagang kecil dapat
memperluas uasahanya diperlukan antara lain persyaratan pinjaman bank yang
lunak, hubungan antara kerja keras dengan keberhasilan jumlah jam belajar
dengan nilai yang diperoleh.
e.) Hubungan yang imanen antara dua variabel.
Di dalam hubungan ini, di sebut terjadi
jalinan yang erat antara variabel satu dengan variabel yang lain. Contohnya:
hubungan antara semakin besarnya suatu organisasi dengan semakin rumitnya
peraturan yang ada.
f.) Hubungan antara tujuan (ndeks) dan cara
(means).
Contohnya: penelitian tentang hubungan antara
kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh
pada waktu ujian, besarnya penanaman modal dengan hasil keuntungan.
F. Pengukuran
Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian sosial,
karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menhubungkan konsep yang abstrak dan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seorang peneliti harus memikirkan
bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat itu
akan memeberikan peneliti untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep
penelitiannya. Proses pengukuran mengandung empat kegiatan pokok sebagai
berikut:
1. Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi
variabel penelitian.
Variabel penelitian sosial pada umumnya
memiliki lebih dari satu dimensi, semakin lengkap dimensi yang digunakan dari
satu variabel yang dapat diukur akan semkin baik hasil pengukurannya.
2. Menentukan ukuran masing-masing dimensi.
Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang
relevan dengan dimensinya.
3. Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam
pengukuran apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau radio, dan
4. Menguji tingkat validitas dan reabilitas
sebagai kreteria alat pengukuran yang baik.
Dalam pengukuran gejala sosial kemungkinan
besar bahwa alat pengukur yang dipakai tidak dapat mengungkap realita dan
gejala sosial yang diukur, karena kebanyakan konsep gejala sosial adalah
abstrak, lebih-lebih agama, yang tidak dapat ditangkap indera.
Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang
demikian itu yang dianut adalah bardasarkan indikator-indikator konsep
tersebut. Jadi kalau kalau kita akan mengukur intelegensi harus mencari apa
yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
G. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel
Defenisi operasional adalah defenisi yang berdasarkan
atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (observasi), konsep
yang dapat diamati atau dapat di observasi adalah merupakan hal sangat penting,
karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain, selain
peneliti sendiri untuk dilaksanakan. Juga agar orang lain dapat melakukan hal
yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh panitia terbuka untuk di uji
kembali oleh orang lain.[9]
Adapun cara menyusun definisi
operasional dapat bermacam-macam yaitu:
1. Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang
perlu di lakukan
2. Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation)
itu dilkukan
3. Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di
devenisikan
Contoh-contoh sebagai berikut :
a.) Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai
akaibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir
tercapai
b.) Orang cerdas adalah orang yang tinggi
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan
bahasa dan bilangan
c.) Mahasiswa yang cerdas yaitu mahasiswa yang
mampu mempunyai ingatan yang baik, mempunyai pembendaharaan yang baik dan luas,
mempunyai berfikir baik, mempunyai berhitung yang baik.
Setelah definisi
operasional variabel-variabel penelitan selesai di rumuskan, maka prediksi yang
terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun
prediksi tentang kegiatan berbagai variabel penelitiannya secara opersional,
dan siap di uji melalui data empiris.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatam yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
2.
Macam-macam variabel:
-
Variabel bebas
-
Variabel tergantung
-
Variabel moderat
-
Variabel perantara
-
Variabel kontrol
-
Variabel rambang
3. Kecakapan mengindetifikasi variabel penelitian
adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali
dengan melaksanakan penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan
melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan penelitian.
4. Dalam
mengklasifikasi, variabel dibagi menjadi
4:
-
Variabel nominal
-
Variabel Ordinal
-
Variabel Interval
-
Variabel Rasio
5. Macam-macam
hubungan variabel:
-
Hubungan simetris
-
Hubungan timbal balik
-
Hubungan A simetris
6. 4 proses
pengukuran variabel:
-
Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel
penelitian.
-
Menentukan ukuran masing-masing dimensi.
-
Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam pengukuran
apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau radio
-
Menguji tingkat validitas dan reabilitas sebagai kreteria
alat pengukuran yang baik.
7. Cara menyusun definisi operasional
variabel:
-
Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di
lakukan
-
Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu
dilkukan
-
Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di
devenisikan
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono,
Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2010. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Noor,
Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Hamdan. WWW. Variabel-variabel dalam penelitian. Minggu, 27
September 2015.
[1]
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 53.
[2]
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), 38.
[4]
Ibid, 38.
[5]
Ibid, 39.
[6]
Ibid, 119.
[7] Cholid Narbuko dan Abu achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), 123.
[9] Ibid, 129.